Selasa, 13 November 2007

SYARAT & MACAM EVALUATOR

1. MAMPU MELAKSANAKAN

Persyaratan pertama yang harus dipenuhi seorang evaluator adalah bahwa mereka harus mamiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang di dukung oleh teori dan keterampilan praktik.

2. CERMAT

Dapat melihat celah-celahdan detail dari program serta bagian program yang akan di evaluasi.

3. OBJEKTIF

Tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengmbil kesimpulan sebagaiman diatur oleh ketentuan yang harus di ikuti.

4. SABAR DAN TEKUN

Agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrument, mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergese-gesa.

5. HATI-HATI DAN BERTANGGUNG JAWAB

Yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila mash ada kekliruan yang diperbuat, berani menanggung risiko atas segala kesalahannya.

PERBEDAAN EVALUATOR INTERNAL DAN EVALUATOR EKSTERNAL

· EVALUATOR DALAM (INTERNAL EVALUATOR)

Yang dimaksud dengan evaluator internal (evaluator dalam) adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang di evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator internal adalah :

Kelebihan

1. evaluator memahami betul program yang akan di evaluasi sehingga kehawatiran untuk tidak atau kutang tepatnya sasaran tidak perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tapat pada sasaran

2. Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.

Kekurangan

1. adanya unsure subjektivitas dari evaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang di evaluasi menginginkan agar kebijakan tersebut dapat di implementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhawatirkan akan bertindak subjektif.

2. Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.

· EVALUATOR LUAR (EKSTERNAL EVALUATOR)

Yang dimaksud evaluator eksternal (evaluator luar) adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau pelaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada diluar program dan dapat bertindak bebas dan sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini bisa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.

Kelebihan

1. Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat berindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengmbil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan dapat respons emisional dari evaluator karena tidak ada keinginan untuk memperlihatkan bahwa program tersebut berhasil. Kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan.

2. Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekeraja secara serius dan hati-hati.

Kekurangan

1. Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan di evaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk-beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. Hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. Dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.

2. Pemborosan, mengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.

Perbedaan menonjol antara evaluator internal dengan evaluator eksternal adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka mulai melaksanakan tugas. Oleh karena evaluator eksternal adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsukan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan dievaluasi.

Senin, 12 November 2007

TUGAS RESENSI

Resensi Buku Evaluasi Pendidikan

Judul Buku : Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi)
Pengarang : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Penerbit : PT. Bumi Aksara
Tebal Buku : 310 Halaman

A. Isi Buku

Tolok ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun saling berhubungan. mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian evaluasi meliputi keduanya.
Meskipun sekarang memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950) beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi yang lebih luasdikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Yang dibahas dalam buku ini terutama adalah evaluasi pendidikan dalam institusi pendidikan, tetapi mengkhususkan evaluasi hasil belajar. Dalam dunia pendidikan,khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi:

  1. Makna bagi siswa

Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui apakah dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan, memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Makna bagi guru

Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswayang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada siswayang belum berhasil. Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.

  1. Makna bagi sekolah

Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya,dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai harapan atau belum, karena hasil belajar merupakan cermain kualitas suatu sekolah.

Sasaran evaluasi

    1. Input

Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.
2. Transformasi

Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya.

3. Output

Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

Prinsip dan Alat Evaluasi

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran/KBM dan evaluasi.

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan lebih efektif dan efisien. Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi dapat dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi suatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara/tehnik, dan oleh karena itu dikenal dengan tehnik evaluasi. Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu tehnik tes dan non tes.

Ciri-ciri tes yang baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:

a. Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.

b. Reliabilitas

Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan.

c.Objektivitas

Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

d. Prakitikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.

e. Ekonomis

Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

B. Kelebihan buku

  1. Penjelasan yang disertai dengan contoh.
  2. Terdapat petunjuk untuk membuat tes yang baik serta menskor dan menilai.
  3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
  4. Terdapat tabel analisis untuk membuat butir soal.

C. Kelemahan Buku

  1. Tidak diiringi ilustrasi, sehingga kurang menarik minat baca
  2. Terlalu tebal sehingga menimbulkan kebosanan
  3. Penjelasan terlalu rinci sehingga membuat bingung.

Komentar
Buku ini cocok untuk membantu para guru atau calon guru dalam proses belajar mengajar serta untuk mengetahui hasil akhir yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran yang juga berisi tentang panduan-panduan dalam membuat tes untuk evaluasi. Dengan demikian target atau tujuan pembelajaran akan diperoleh.

Selasa, 02 Oktober 2007

MACAM-MACAM VALIDITAS

Macam-Macam Validitas
Istilah validitas ternyata memiliki keragaman kategori. Ebel (dalam Nazir 1988) membagi validitas menjadi concurrent validity, construct validity, face validity, factorial validity, empirical validity, intrinsic validity, predictive validity, content validity, dan curricular validity.

 Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja.

 Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.

 Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.

 Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.

 Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.

 Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

 Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.

 Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.

 Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

Sementara itu, Kerlinger (1990) membagi validitas menjadi tiga yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria).